Perkembangan Nilai Tukar Petani, Inflasi Perdesaan, dan Harga Produsen Gabah Bulan Juli 2017
Jadwal Rilis :
Ukuran File :
Hit :
Abstraksi
- Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada Juli 2017, dihasilkan NTP sebesar 94,45 atau mengalami penurunan indeks sebesar 0,29 persen. Hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,05 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,34 persen.
- Terjadi penurunan NTP pada semua subsektor kecuali peternakan yang meningkat sebesar 0,28 persen. Penurunan NTP tertinggi terjadi pada subsektor perikanan dan subsektor tanaman perkebunan rakyat masing-masing sebesar 1,55 dan 0,75 persen. Diikuti oleh subsektor tanaman pangan dan subsektor hortikultura masing-masing sebesar 0,25 dan 0,05 persen.
- Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Juli 2017 meningkat sebesar 0,05 persen dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan nilai It terjadi pada subsektor peternakan, subsektor hortikultura dan subsektor tanaman pangan yang meningkat sebesar 0,14 hingga 0,49 persen. Sedangkan penurunan It terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor perikanan dengan nilai masing-masing sebesar 0,41 dan 0,89 persen.
- Selama Juli 2017, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) di Provinsi Aceh meningkat sebesar 0,34 persen dibanding periode sebelumnya. Peningkatan Ib tersebut terjadi pada seluruh subsektor dengan kenaikan tertinggi pada Subsektor Perikanan sebesar 0,67 persen. Sedangkan keempat subsektor lainnya bertambah 0,20 hingga 0,30 persen.
- Dari 33 Provinsi yang dilaporkan, hanya 10 provinsi yang mengalami peningkatan NTP. Tiga provinsi yang mengalami peningkatan NTP tertinggi secara berturut-turut yaitu Provinsi Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur dengan kenaikan sebesar 0,67 hingga 0,89 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan tertinggi berturut-turut adalah Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Riau dengan penurunan NTP sebesar 1,31 hingga 1,40 persen
- Inflasi perdesaan Juli 2017 ini cukup terkendali dibanding periode sebelumnya pada level 0,37 persen, inflasi kondisi Juni sendiri tercatat sebesar 0,53 persen. Hal ini wajar mengingat naiknya harga barang dan jasa selama ramadhan dan menjelang hari raya pada periode sebelumnya.
- Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan, semuanya mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Barat pada angka 0,65 persen. Diikuti oleh Sumatera Utara dan Lampung dengan tingkat inflasi 0,53 dan 0,51 persen. Provinsi dengan tingkat inflasi terendah adalah Sumatera Selatan dengan tingkat kenaikan harga hanya sebesar 0,06 persen.
- Pada periode tersebut, di tingkat petani terjadi kenaikan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 2,86 persen. Sejalan dengan itu, harga gabah GKP di tingkat penggilingan juga meningkat sebesar 3,19 persen.
- Dibanding bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Juli 2017 naik sebesar 126,46 rupiah menjadi Rp 4.542,71 per kg. Sedangkan rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan naik sebesar Rp.143,04 per kg menjadi Rp 4.631,04 per kg.